Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh! Selamat datang di sesi ke-31 (Wukuf di Arofah), puncak dari pelaksanaan ibadah haji. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang wukuf di Arafah yang terjadi pada tanggal 9 Dzulhijjah. Sebelumnya kita telah membahas Persiapan Menuju Arafah. Rasulullah Saw. menyebut ibadah haji sebagai al-hajj arofatah, yang intinya adalah wukuf di Arafah dalam kondisi apapun. Baik para jamaah yang sakit parah maupun yang tidak sadarkan diri, mereka selalu dibawa oleh pemerintah ke Arafah untuk melaksanakan wukuf. Wukuf di Arafah hanya terjadi selama satu hari saja, yakni pada tanggal 9. Oleh karena itu, sebaiknya para jamaah tidak melakukan haji lebih dari satu kali dalam setahun, karena itu adalah kebodohan yang sebenarnya. Fokus utama dari ibadah haji adalah wukuf di Padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah.
Mandi Wukuf di Masjid Namirah atau Tempat Lain
Dalam pelaksanaan wukuf di Arafah, disunahkan bagi para jamaah untuk mandi wukuf di Masjid Namirah atau tempat lain jika memungkinkan. Namun, mengingat terbatasnya fasilitas di tempat tersebut, mandi wukuf di Arafah bisa menjadi tantangan tersendiri. Oleh karena itu, para jamaah sebaiknya melaksanakan mandi wukuf di tempat lain yang lebih memungkinkan. Dua tempat yang harus dihindari pada tanggal 9 adalah lembah Urana dan Masjid Namirah. Wukuf yang paling afdol dilakukan di tempat Rasulullah Saw., yaitu di bawah gunung Jabal Rahma. Namun, kita sebaiknya tidak terlalu memaksakan diri untuk ke sana, karena risiko tersesat di antara banyaknya tenda dapat mengganggu ibadah kita. Lebih baik kita melakukan wukuf dengan sehusuk-husuknya, meskipun bukan di tempat yang afdol.
Wukuf Dimulai Setelah Jam 12
Wukuf pada tanggal 9 dimulai setelah jam 12, ketika matahari sudah mulai condong ke barat. Pada waktu tersebut, para jamaah biasanya dimulai dengan salat zuhur dan Ashar yang dijamak qashar. Hal ini dilakukan karena tradisi Rasulullah Saw. dalam melaksanakan ibadah haji. Setelah salat zuhur dan Ashar, biasanya dilanjutkan dengan khutbah wukuf. Sebetulnya, lebih baik jika keseluruhan area Arafah diberikan satu khutbah wukuf. Namun, karena keberagaman bahasa dan budaya, khutbah wukuf dilakukan di setiap tenda.
Menjaga Kesucian Selama Wukuf
Selama wukuf, sangat disarankan untuk menjaga keadaan suci. Jika wudhu kita terputus, segera perbanyak berzikir kepada Allah dan perbanyaklah membaca istighfar dan perbanyak membaca :
Sebaiknya kita tidak mempermasalahkan hal tersebut sehingga dapat lebih fokus pada ibadah kita. Saya pernah mendengar cerita seorang jamaah yang merasa sangat dingin pada tanggal 9 dan kuku tangannya bahkan menjadi biru. Ketika ia mengatakan hal tersebut pada saya, saya mengajaknya untuk tidak bercerita dosa kepada manusia dan perbanyak membaca doa di tempat yang mustajabah. Setelah satu jam, ia berkata bahwa Alhamdulillah ia sudah sembuh.
Lebih Utama Wukuf di Luar Tenda
Keenam, sebaiknya kita melakukan wukuf di luar tenda setelah matahari agak terbenam. Kita dapat berdoa Munajat kepada Allah di luar tenda, karena itu disarankan. Selain itu, perbanyaklah membaca doa, seperti La ilaha illallah dan Alhamdulillah. Ingatlah bahwa kesempurnaan wukuf adalah ketika kita berada di Arafah pada waktu maghrib. Jika kita sudah masuk waktu maghrib, berarti wukuf kita sudah sempurna. Semoga ibadah wukuf kita dapat menjadi ibadah yang mabrur di hadapan Allah.
Akhir Kata
Wukuf di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah merupakan puncak dari pelaksanaan ibadah haji. Wukuf di Arafah adalah inti dari haji, jadi perlu kita laksanakan dengan penuh khusyuk dan keikhlasan. Dalam pelaksanaan wukuf, perhatikan panduan dan sunnah Rasulullah Saw. Mandi wukuf jika memungkinkan, hindari dua tempat di Arafah, laksanakan salat zuhur dan Ashar jamak qashar, jaga keadaan suci, dan perbanyaklah berzikir dan membaca doa. Selain itu, lakukanlah wukuf di luar tenda dan perbanyak Munajat kepada Allah. Semoga ibadah haji kita diterima oleh Allah sebagai ibadah yang mabrur.