Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Kali ini, kita akan membahas tentang memahami adat istiadat bangsa Arab terkait dengan manasik sebelumnya yakni Kenapa Muncul Masalah. Saat berada di Mekkah, kita sebagai tamu di negara orang lain perlu beradaptasi dengan beragam adat istiadat yang ada. Hal ini dikarenakan Mekkah menjadi tujuan para jamaah dari berbagai bangsa yang datang untuk melaksanakan ibadah haji. Dalam rangka memberikan wawasan yang komprehensif, ada beberapa hal mengenai adat istiadat yang perlu kita pahami. Mari kita kupas satu per satu.
Menyadari Perbedaan Pengertian Kebaikan
Ketika berinteraksi dengan orang-orang di Mekkah, penting bagi kita untuk menyadari bahwa definisi kebaikan bisa berbeda-beda dalam konteks adat istiadat mereka. Sebagai contoh, senyuman yang dianggap sopan di Indonesia belum tentu berlaku sama di Mekkah. Jika kita tersenyum kepada orang yang kita anggap kenal, hal tersebut dianggap belum pantas dalam istiadat mereka. Sebaliknya, ketika seseorang tersenyum kepada kita, sebaiknya kita menundukkan kepala sebagai tanda penghormatan. Prinsip ini juga berlaku dalam hal berpegangan. Meskipun di Indonesia pegangan kepala dianggap tidak sopan, di Mekkah, menyentuh bagian belakang orang akan dianggap sebagai penghinaan.
Waspada saat Menggunakan Transportasi
Perhatian khusus juga perlu diberikan saat menggunakan taksi di Mekkah. Ada baiknya kita waspada karena tidak semua sopir taksi berasal dari kota tersebut. Beberapa di antaranya berasal dari Bangladesh atau negara lain yang sudah lama tinggal di Mekkah tanpa keluarga. Untuk menjaga keselamatan dan kenyamanan, sebaiknya yang naik pertama kali adalah lelaki, diikuti oleh perempuan. Dengan demikian, kita telah meminimalisir risiko kejahatan yang mungkin ditujukan kepada perempuan yang naik terlebih dahulu. Perlu diingat bahwa kepemahaman tentang adat istiadat ini bukan hanya untuk kenyamanan, tetapi juga untuk memberikan perlindungan bagi para jamaah.
Menghargai Perbedaan Aliran Mazhab
Mekkah menjadi tempat berkumpulnya umat Muslim dari seluruh dunia, sehingga tidak jarang kita akan melihat perbedaan kulit dan penggunaan aliran mazhab selama menjalankan ibadah haji. Ketika melaksanakan salat, ada berbagai gerakan, seperti berdiri dan berlutut, yang dilakukan oleh jamaah dengan aliran mazhab yang berbeda-beda. Begitu pula dalam takbiratul ihram, ada yang melakukannya secara lurus atau dengan gerakan lain. Hal ini perlu kita pahami sebagai bagian dari keanekaragaman agama dan budaya yang ada di Mekkah.
Berhati-hati dalam Bertransaksi dengan Pedagang
Ketika berbelanja di toko-toko resmi di Mekkah, kita perlu berhati-hati, terutama para perempuan yang berbelanja tanpa didampingi oleh laki-laki. Mayoritas pedagang yang ada di Mekkah adalah lelaki, dan mereka sering kali menyukai pembeli perempuan yang datang sendirian. Hal ini bisa menjadi kesempatan bagi mereka yang berniat jahat untuk melakukan tindakan tidak senonoh terhadap calon pembeli. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk tetap waspada dan tidak menggeneralisasi bahwa perilaku tersebut merupakan sebuah representasi dari seluruh penduduk Mekkah.
Daftar kecil perbedaan adat istiadat yang telah kita bahas di atas akan membantu kita untuk memiliki pengalaman ibadah yang aman dan nyaman selama berada di Mekkah. Oleh karena itu, jika memungkinkan, sebaiknya kita tidak berangkat sendirian, tetapi bergabung dengan beberapa orang yang dapat saling menjaga, terutama para laki-laki. Dengan demikian, kita dapat menghindari situasi yang tidak diinginkan dan tetap fokus pada tujuan utama kita, yaitu melaksanakan ibadah dengan penuh khidmat.
Terima kasih atas kesetiaan saudara-saudara dalam mengikuti manasik ini. Semoga Allah menerima ibadah kita dan memberikan keselamatan serta kelancaran dalam perjalanan hingga kembali ke tanah air. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.